Popular Posts

Kode

Blogger news

Blogroll

About

Categories

Jadikan Hari Mu lebih Berwarna Dengan Memabaca

Powered by Blogger.
Tuesday 26 August 2014
BAB I
PENAHULUAN
A.    Latar Belakang
Masalah kurang gizi memang sudah banyak terjadi di beberapa Negara berkembang termasuk di Indonesia. Melihat sumber dana yang terbatas yang tersedia pada Negara-negara berkembang dan menumpuknya kebutuhan yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan. Masalah kurang gizi juga telah dinyatakan sebagai masalah utama kesehatan dunia dan berkaitan dengan lebih banyak kematian dan penyakit yang disebabkan oleh masalah kurang gizi tersebut.walaupun. telah banyak dilakukan penyuluhan tentang masalah kurang gizi namun masih banyak masyarakat yang mengalami masalah masalah gizi.

B.     Rumusan Masalah
Dalam rumusan masalah ini penulis akan membahas atau mengulas sedikit tentang penyakit yang di akibatkan oleh kekurangang guzi, masalah yang akan di bahas oleh penulis yaitu :
1.      Penyakit kekurang gizi
2.      Penyakit kelebihan gizi
3.      Penyakit menular
4.      Penyakit kekurang darah



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Penyakit kekurang gizi
Penyakit-penyakit kekurangan gizi yang paling rentan adalah kelompok bayi dan anak balita. Oleh sebab itu, indikator yang paling baik untuk mengukur status gizi masyarakat adalah melalui status gizi balita (bayi dan anak balita). Selama ini telah banyak dihasilkan berbagai pengukuran status gizi tersebut dan masing-masing ahli mempunyai argumentasi sendiri dalam mengembangkan pengukuran tersebut. (Anonymous,2008)
Berdasarkan data statistik kesehatan Departemen Kesehatan RI tahun 2005 dari 241.973.879 penduduk Indonesia, enam persen atau sekira 14,5 juta orang menderita gizi buruk. Penderita gizi buruk pada umumnya anak-anak di bawah usia lima tahun (balita).Depkes juga telah melakukan pemetaan dan hasilnya menunjukkan bahwa penderita gizi kurang ditemukan di 72% kabupaten di Indonesia. Indikasinya 2-4 dari 10 balita menderita gizi kurang.Gizi buruk merupakan salah satu dari tiga tingkatan status gizi selain gizi lebih dan gizi baik.
Berdasarkan klasifikasi dari Standard Harvard menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, 2003. Yaitu standar yang dikembangkan untuk mengukur status gizi anak disesuaikan dengan kondisi anak-anak dari negara-negara Asia dan Afrika. Termasuk Indonesia, klasifikasi status gizi anak didasarkan pada 50 percentile dari 100% standar Harvard.
Dibawah ini akan diuraikan 4 macam cara pengukuran yang sering dipergunakan di bidang gizi masyarakat serta klasifikasinya :
1. Berat Badan Per Umur
o   Gizi baik adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umurnya lebih dari 89% standar Harvard.
o   Gizi kurang adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umur berada diantara 60,1-80 % standar Harvard.
o   Gizi buruk adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umurnya 60% atau kurang dari standar Harvard.
2. Tinggi Badan Menurut Umur
Pengukuran status gizi bayi dan anak balita berdasarkan tinggi badan menurut umur, juga menggunakan modifikasi standar Harvard dengan klasifikasinya adalah sebagai berikut :
o   Gizi baik yakni apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya lebih dari 80% standar Harvard.
o   Gizi kurang, apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya berada diantara 70,1-80 % dari standar Harvard.
o   Gizi buruk, apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya kurang dari 70% standar Harvard.
3. Berat Badan Menurut Tinggi
Pengukuran berat badan menurut tinggi badan itu diperoleh dengan mengkombinasikan berat badan dan tinggi badan per umur menurut standar Harvard juga. Klasifikasinya adalah sebagai berikut :
o   Gizi baik, apabila berat badan bayi / anak menurut panjang / tingginya lebih dari 90% dari standar Harvard.
o   Gizi kurang, bila berat bayi / anak menurut panjang / tingginya berada diantara 70,1-90 % dari standar Harvard.
o   Gizi buruk apabila berat bayi / anak menurut panjang / tingginya 70% atau kurang dari standar Harvard.
4. Lingkar Lengan Atas (LLA) Menurut Umur
Klasifikasi pengukuran status gizi bayi / anak berdasarkan lingkar lengan atas yang sering dipergunakan adalah mengacu kepada standar Wolanski. Klasifikasinya sebagai berikut :
o   Gizi baik apabila LLA bayi / anak menurut umurnya lebih dari 85% standar Wolanski.
o   Gizi kurang apabila LLA bayi / anak menurut umurnya berada diantara 70,1-85 % standar Wolanski.
o   Gizi buruk apabila LLA bayi / anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standar Wolanski.










Mencegah kekurangan gizi
Untuk mencegah terjadinya MEP sejak masa kahamilan diperlukan makanan yang baik dan kaya akan gizi. Demikian juga bagi bayi baru lahir dan bagi ibu menyusui. Sedangkan pada masa pertumbuhan anak, perlu diperhatikan kembali faktor pengaturan makannya. Mungkin saja, hidangan yang disajikan tidak sesuai denga selera anak,  akibatnya bisa terjadi penolakan dari anak yang menyebakan MEP. Disamping pengaturan makanan, untuk mencegah terjadinya MEP, adalah dengan mencegah terjadinya infeksi saluran cerna dengan pemberian imunisasi. Selain itu yang perlu diperhatikan adalah kebersihan dan faktor lingkungan untuk mencegah penyakit.
Anak dengan MEP ringan perlu mendapat perhatian yang lebih serius agar tidak berada dalam keadaan MEP berat. Anak-anak tersebut perlu dievalusi apakah terdapat penyebab non-gizi (misal diare atau infeksi). Bila ada, maka hal tersebut perlu ditanggulangi secara memadai, tanpa melupakan upaya peningkatan gizinya. Pada anak yang mengalami gangguan nafsu makan, terutama dibawah usia 2 tahun dapat diberikan vitamin dan obat perangsang nafsu makan. Namun pemberian ini harus dilakukan dengan hati-hati, dan tidak dianjurkan pada anak di bawah 1 tahun. Sedangkan anak yang sudah dalam keadaan MEP berat, harus dirawat di rumah sakit.

B.     Penyakit kelebihan gizi
Masalah kekurangan gizi di Indonesia yang menyebabkan berat badan anak kurang atau anak bertubuh pendek, saat ini sudah menunjukkan penurunan. Meskipun begitu, ada masalah lain yang mengancam masa depan anak Indonesia, yaitu anak yang mengalami kelebihan gizi. Problem kekurangan dan kelebihan gizi inilah yang disebut dengan masalah beban gizi ganda (double burden of nutrition) di Indonesia. Data dari Riset Kesehatan Dasar menunjukkan, pada tahun 2007 jumlah anak yang mengalami kelebihan gizi jumlahnya 12,2 persen. Pada tahun 2010, angka ini meningkat menjadi 14 persen. Kelebihan gizi menimbulkan masalah anak yang kelebihan berat badan (overweight). Anak dengan kondisi overweight kemudian akan memiliki kecenderungan menjadi obesitas.
"Kalau masalah kelebihan gizi ini terjadi sampai balita, anak akan menjadi gemuk terus sampai dewasa, dan mempercepat terjadinya penyakit stroke, hipertensi, dan diabetes ketika dewasa. Akan sangat sulit untuk mengatasinya kalau hal ini terus terjadi, dan kita harus segera mengambil tindakan," papar Prof Dr Hardinsyah, MS, Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, dalam media gathering bersama Nutricia di Restoran Seribu Rasa, Menteng, Jakarta, Selasa (12/2/2013). Tiga penyakit tersebut, stroke (26,9 persen), hipertensi (11,3 persen), dan diabetes (10,2 persen), menjadi tiga penyakit tidak menular yang paling menyebabkan kematian di Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan perencanaan gizi sejak 1.000 hari pertama kehidupan anak, yaitu sejak terjadinya pembuahan pada sang ibu, kehamilan, menyusui, hingga anak berusia dua tahun.
Gizi terbaik bagi anak bisa didapatkan dari pemberian ASI. Namun apabila karena berbagai alasan si ibu tidak dapat melanjutkan pemberian ASI, anak perlu dicukupi kebutuhan gizinya dari sumber lain. Misalnya, makanan yang memenuhi standar gizi seimbang. Bila sumber ini pun belum dapat dipenuhi, ibu dapat menggantikannya dengan susu formula. Pangan hewani seperti daging sapi, daging ayam, telur, ikan, dan susu merupakan sumber-sumber zat gizi mineral yang penyerapannya lebih cepat dan maksimal. Dalam kenyataannya, jenis pangan ini jarang dikonsums karena ibu bekerja umumnya begitu sibuk sehingga tak sempat memasak. Celah ini lalu diambil produsen susu formula yang memberikan susu dengan gizi yang sudah disesuaikan dengan standar gizi seimbang.

C.    Penyakit menular
Penyakit menular atau penyakit infeksi adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi seperti virus, bakteri, maupun parasit, bukan disebbakan karena faktor fisik, seperti luka bakar atau kimia seperti keracunan.
Oleh sebab itu, mengapa penyakit ini disebut penyakit infeksi karena penyakit ini ditularkan penderita melalui infeksi virus, bakteri maupun parasit yang ditularkan oleh penderita, penularan penyakit ini dapat ditularkan melalui udara, jarum suntik, transfusi darah, serta tempat makan atau minum bekas penderita yang masih kurang bersih saat dicuci, hubungan seksual, dll. Namun bukan berarti penyakit ini tidak bisa dihindari, pola hidup sehat dan lingkungan dapat mennghindari dari penyakit ini. Penyakit ini adalah penyakit yang paling menakutkan dibandingkan dengan penyakit tidak menular karena penyakit ini masih sulit dalam pengobatannya dan dapat mengakibatkan kematian jika tidak segera ditangani.
Ada beberapa jenis penyakit menular, dibawah ini di contohkan 6 penyakit menular, antara lain :
a.      Penyakit kulit
Ini adalah salah satu jenis penyakit menular yang banyak sekali jenisnya, dan mudah menular dari satu orang ke orang lain. Penularan yang paling sering terjadi adalah melalui kontak langsung atau kita menggunakan barang yang juga dipakai oleh penderita, contohnya handuk, baju. Contoh : cacar air, kudis, panu, dll.

·         Cacar air (Chicken Pox)
Penyakit ini masih sering menjadi wabah di Indonesia, penyakit ini dapat menyerang siapa saja tidak pandang usia. Penyebab penyakit ini adalah karena adanya virus Varisella-Zoster, virus ini hanya terdapat pada manusia dan primata (simian) saja, struktur partikel virus (virrion) berukuran 120 - 300 nm yang terdiri dari (glikoprotein, kapsid, amplop (selubung) virus, dan nukleokapsid yang melindungi bagian inti berisi DNA genom utas ganda,nukleokapsid berbentuk ikosahedral, berdiameter 100 – 110 nm dan terdiri dari 162 protein yang disebut kapsomer ), genom virus ini berukuran 125 kb (kilo basa), dan mengandung sedikitnya 69 daerah pada gen – gen tertentu. Virus ini akan mengalami inaktivasi pada suhu 56 – 60o C dan menjadi tidak berbahaya aapabila bagian amplop (selubung) dari virus ini rusak. Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui pernapasan. Virus ini menyerang kekebalan tubuh.
b.      Parainfluenza
Penyakit virus pernafasan ini menjadi penting karena penularannya yang sangat cepat seperti halnya penyakit menular lewat pernapasan lainnya. Pada umumnya penyakit ini terjadi oleh infeksi virus parainfluenza saja gejalanya hanya ringan  atau subklinis. Terdapat empat virus yang terdapat dalam keluarga parainfluenza, yang ditandai dengan tipe 1-4 yaitu virus mempunyai genom RNA helai-tunggal, tidak bersegmen dengan pembungkus mengandung lipid yang berasal dari pertunasan melalui membran sel. Bagian antigenik utama adalah tonjolan – tonjolan protein pembungkus yang menunjukkan sifat – sifat hemaglutinasi (protein HN) dan fusi sel ( protein F).
c.       Demam Berdarah
Cara penularannya melalui virus yang terdapat  pada nyamuk Aighes Aygepti yang menghisap darah organ.
d.      Penyakit Kelamin
Cara penularannya melalui hubungan sex yang tidak sehat dan sering berganti pasangan. Penyakit yang timbul bukan hanya menyerang alat kelamin saja tetapi dapat menjalar ke organ lain.





D.    Penyakit kekurang darah
Berikut adalah beberapa tanda yang menunjukkan bahwa Anda mengalami anemia, seperti dilansir Boldsky.
1. Kelopak Mata Pucat
Sangat mudah untuk mendeteksi anemia dengan melihat mata. Ketika Anda meregangkan kelopak mata dan memperhatikan bagian bawah mata. Anda akan melihat bahwa bagian dalam kelopak mata berwarna pucat.
2. Sering Kelelahan
Jika Anda merasa lelah sepanjang waktu selama satu bulan atau lebih, bisa jadi Anda memiliki jumlah sel darah merah yang rendah. Pasokan energi tubuh sangat bergantung pada oksidasi dan sel darah merah Semakin rendah sel darah merah, tingkat oksidasi dalam tubuh ikut berkurang.
3. Sering Mual
Mereka yang menderita anemia seringkali mengalami gejala morning sickness atau mual segera setelah mereka bangun dari tempat tidur.
4. Sakit kepala
Orang yang mengalami anemia sering mengeluh sakit kepala secara terus-menerus. Kekurangan darah merah membuat otak kekurangan oksigen. Hal ini sering menyebabkan sakit kepala.
5. Ujung Jari Pucat
Ketika Anda menekan ujung jari, daerah itu akan berubah jadi merah. Tetapi, jika Anda mengalami anemia, ujung jari Anda akan menjadi putih atau pucat.
6. Sesak napas
Jumlah darah yang rendah menurunkan tingkat oksigen dalam tubuh. Hal ini membuat penderita anemia sering merasa sesak napas atau sering terengah-engah ketika melakukan aktivitas sehari-hari seperti berjalan.
7. Denyut Jantung Tidak Teratur
Palpitasi adalah istilah medis untuk denyut jantung tidak teratur, terlalu kuat atau memiliki kecepatan abnormal. Ketika tubuh mengalami kekurangan oksigen, denyut jantung meningkat. Hal ini menyebabkan jantung berdebar tidak teratur dan cepat.
8. Wajah Pucat
Jika Anda mengalami anemia, wajah Anda akan terlihat pucat. Kulit juga akan menjadi putih kekuningan.

9. Rambut rontok
Rambut rontok bisa menjadi gejala anemia. Ketika kulit kepala tidak mendapatkan makanan yang cukup dari tubuh, Anda akan mengalami penipisan rambut dengan cepat.
10. Menurunnya Kekebalan Tubuh
Ketika tubuh Anda memiliki energi yang sangat sedikit, kekebalan atau kemampuan tubuh untuk melawan penyakit ikut menurun. Anda akan mudah jatuh sakit atau kelelahan.
Ø  Penyebab & Faktor Risiko
Darah terdiri dari plasma dan sel. Ada tiga jenis sel darah:
·         Sel darah putih (leukosit). Sel darah ini berguna untuk melawan infeksi.
·         Platelets / keping darah. Sel darah ini membantu membekukan darah saat terluka.
·         Sel darah putih (eritrosit). Sel darah merah ini membawa oksigen dari paru-paru melalui aliran darah menuju otak dan organ serta jaringan lain.
Tubuh memerlukan suplai oksigen untuk berfungsi. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang merupakan protein yang kayak dengan zat besi yang memberikannya warna merah. Banyak sel darah diproduksi oleh sumsum tulang belakang. Untuk dapat memproduksi sel darah merah dan hemoglobin, tubuh anda membutuhkan zat besi, mineral, protein dan vitamin lainnya dari makanan yang anda makan.

Ø  Penyebab Anemia (Kurang Darah)
Anemia terjadi ketika tubuh memproduksi terlalu sedikit sel darah merah, kehilangan terlalu banyak sel darah merah atau mematikan sel darah merah lebih banyak daripada menggantinya. Beberapa jenis anemia dan penyebabnya adalah:
Ø  Iron deficiency anemia
Penyebab anemia jenis ini adalah kekurangan zat besi di tubuh. Sumsum tulang membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin. Tanpa zat besi yang cukup, tubuh tidak akan memproduksi cukup hemoglobin untuk sel darah merah.
Ø  Vitamin deficiency anemia
Sebagai tambahan dari zat besi, tubuh juga membutuhkan folat dan vitamin B-12 untuk menghasilkan cukup sel darah merah. Asupan makanan yang rendah zat tersebut dan nutrisi penting lain dapat menyebabkan penurunan produksi sel darah merah. Sebagai tambahan, beberapa orang tidak dapat dengan efektif menyerap vitamin B-12.
Ø  Anemia of chronic disease
Penyakit kronis tertentu, contohnya kanker dan HIV/AIDS. Dapat mempengaruhi produksi sel darah merah, menghasilkan anemia kronis. Gagal ginjal juga dapat menyebabkan anemia.
Ø  Aplastic anemia
Jenis ini sangat jarang terjadi dan merupakan kondisi yang mengancam jiwa. Ini disebabkan oleh berkurangnya kemampuan sumsum tulang belakang untuk menghasilkan ketiga jenis sel darah. Penyebabnya tidak diketahui.
Ø  Anemias associated with bone marrow disease
Kondisi seperti leukemia dan myelodysplasia dapat menyebabkan anemia yang menyebabkan produksi darah di sumsum tulang belakang berkurang.
Ø  Hemolytic anemias
Ini terjadi ketika sel darah merah hancur lebih cepat dan sumsum tulang belakang tidak mampu mengimbanginya dengan menghasilkan sel darah merah pengganti. Penyakit tertentu seperti gangguan pada darah dapat menjadi penyebab. Serta gangguan autoimun tubuh dapat menyebabkan tubuh menghasilkan antibodi terhadap sel darah merah sehingga menghancurkan sel darah merah.



BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit-penyakit kekurangan gizi yang paling rentan adalah kelompok bayi dan anak balita. Oleh sebab itu, indikator yang paling baik untuk mengukur status gizi masyarakat adalah melalui status gizi balita (bayi dan anak balita). Selama ini telah banyak dihasilkan berbagai pengukuran status gizi tersebut dan masing-masing ahli mempunyai argumentasi sendiri dalam mengembangkan pengukuran tersebut. (Anonymous,2008)
Masalah kekurangan gizi di Indonesia yang menyebabkan berat badan anak kurang atau anak bertubuh pendek, saat ini sudah menunjukkan penurunan. Meskipun begitu, ada masalah lain yang mengancam masa depan anak Indonesia, yaitu anak yang mengalami kelebihan gizi. Problem kekurangan dan kelebihan gizi inilah yang disebut dengan masalah beban gizi ganda (double burden of nutrition) di Indonesia. Data dari Riset Kesehatan Dasar menunjukkan, pada tahun 2007 jumlah anak yang mengalami kelebihan gizi jumlahnya 12,2 persen. Pada tahun 2010, angka ini meningkat menjadi 14 persen. Kelebihan gizi menimbulkan masalah anak yang kelebihan berat badan (overweight). Anak dengan kondisi overweight kemudian akan memiliki kecenderungan menjadi obesitas.
Penyakit menular atau penyakit infeksi adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi seperti virus, bakteri, maupun parasit, bukan disebbakan karena faktor fisik, seperti luka bakar atau kimia seperti keracunan.
Berikut adalah beberapa tanda yang menunjukkan bahwa Anda mengalami anemia, seperti dilansir Boldsky.
1. Kelopak Mata Pucat
2. Sering Kelelahan
3. Sering Mual
4. Sakit kepala
5. Ujung Jari Pucat
6. Sesak napas
7. Denyut Jantung Tidak Teratur
8. Wajah Pucat
9. Rambut rontok
10. Menurunnya Kekebalan Tubuh



DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. "Prinsip Dasar Ilmu Gizi". Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta : 2006.
Sediaoetama, Drs. Ahmad Djaeni. "Ilmu Gizi". Penerbit : Dian Rakyat. Jakarta : 2006.

Moehdi, S. " Ilmu Gizi". Penerbit : Papasinar Sinanti. Jakarta : 2002.

Kartasapoetra, Drs.G. "Ilmu Gizi". Penerbit : Rineka Cipta. Jakarta : 2003.

http://rike-rikeriwayanti.blogspot.com/2011/06/pelayanan-kesehatan-anak.html, di akses pada tanggal 22 maret 2012, pukul 09.17


 http://rike-rikeriwayanti.blogspot.com/2011/06/pelayanan-kesehatan-anak.html, di akses pada tanggal 22 maret 2012, pukul 09.17

0 comments: