Popular Posts
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama adalah suatu sistem nilai yang diakui dan diyakini kebenarannya dan merupakan jalan men...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan global merupakan momok yang mengerikan bagi para pengusaha industri ...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Entomologi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari serangga. Istilah ini bera...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh b...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Judul : Kiamat Kecil Di Sempadan Pulau C. Pengarang ...
-
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rempah-rempah telah luas dikenal sebagai pemberi cita rasa atau bumbu dan disamping itu rempa...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu alamiah atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural science), merupakan pengetahu...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain d...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Al-Qur ’ an sebagai kitab suci rahmatan lil ‘alamin, rahmat bagi seluruh alam yang didalamn...
-
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis yang teduh di kawa...
Kode
Blogger news
Blogroll
About
Blog Archive
-
▼
2014
(36)
-
▼
August
(36)
-
▼
Aug 26
(31)
- MAKALAH IPA DAN TEKNOLOGI
- INTRAKSI SOSIAL
- INTRAKSI SPESIAL
- MAKALAH IMAN KEPADA RASUL
- MAKALAH ILMU TAJWID
- MAKALAH ILMU FILSAFAT
- MAKALAH IBADAH MADHA DAN GHOHIRU MADHA
- HUKUM KONTRAK
- MAKALAH HIDROGEN DAN MINYAK BUMI
- MAKALAH HAMA DAN PENYAKIT
- MAKALAH HAK ASASI MANUSIA (HAM)
- MAKALAH HAKIKAT MANUSIA
- MAKALAH GIZI DAN KESEHATAN
- MAKALAH FILSAFAT
- MAKALAH FASILITAS
- FAKTUR TEMPORAL
- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDIDIKAN
- MAKALAH ENTOMOLOGI LABA-LABA
- MAKALAH DOSA BESAR DAN SYIRIK
- MAKALAH DEMAM BERDARAH
- MAKALAH DAMPAK EKONOMI
- CERPEN
- BUNGA LAWANG
- MAKALAH BUMI DAN ISINYA
- MAKALAH BUMI DAN ALAM SEMESTA
- Makalah Buah Manggis
- Basket
- Bahasa dan Masyarakat
- Bahasa dan Kebudayaan
- Aspek Pemasaran
- AGAMA (MANUSIA)
-
▼
Aug 26
(31)
-
▼
August
(36)
Categories
- makalah (36)
Jadikan Hari Mu lebih Berwarna Dengan Memabaca
Powered by Blogger.
Tuesday 26 August 2014
BAB I
PENAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah kurang gizi memang sudah banyak terjadi di beberapa Negara
berkembang termasuk di Indonesia. Melihat sumber dana yang terbatas yang
tersedia pada Negara-negara berkembang dan menumpuknya kebutuhan yang digunakan
untuk mencukupi kebutuhan. Masalah kurang gizi juga telah dinyatakan sebagai
masalah utama kesehatan dunia dan berkaitan dengan lebih banyak kematian dan
penyakit yang disebabkan oleh masalah kurang gizi tersebut.walaupun. telah
banyak dilakukan penyuluhan tentang masalah kurang gizi namun masih banyak
masyarakat yang mengalami masalah masalah gizi.
B.
Rumusan Masalah
Dalam rumusan masalah ini penulis akan membahas atau mengulas sedikit
tentang penyakit yang di akibatkan oleh kekurangang guzi, masalah yang akan di
bahas oleh penulis yaitu :
1.
Penyakit
kekurang gizi
2.
Penyakit
kelebihan gizi
3.
Penyakit
menular
4.
Penyakit
kekurang darah
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Penyakit kekurang gizi
Penyakit-penyakit kekurangan gizi yang paling rentan adalah kelompok bayi
dan anak balita. Oleh sebab itu, indikator yang paling baik untuk mengukur
status gizi masyarakat adalah melalui status gizi balita (bayi dan anak
balita). Selama ini telah banyak dihasilkan berbagai pengukuran status gizi
tersebut dan masing-masing ahli mempunyai argumentasi sendiri dalam
mengembangkan pengukuran tersebut. (Anonymous,2008)
Berdasarkan data statistik kesehatan Departemen Kesehatan RI tahun 2005
dari 241.973.879 penduduk Indonesia, enam persen atau sekira 14,5 juta orang
menderita gizi buruk. Penderita gizi buruk pada umumnya anak-anak di bawah usia
lima tahun (balita).Depkes juga telah melakukan pemetaan dan hasilnya
menunjukkan bahwa penderita gizi kurang ditemukan di 72% kabupaten di
Indonesia. Indikasinya 2-4 dari 10 balita menderita gizi kurang.Gizi buruk
merupakan salah satu dari tiga tingkatan status gizi selain gizi lebih dan gizi
baik.
Berdasarkan klasifikasi dari Standard Harvard menurut Prof. Dr. Soekidjo
Notoatmodjo, 2003. Yaitu standar yang dikembangkan untuk mengukur status gizi
anak disesuaikan dengan kondisi anak-anak dari negara-negara Asia dan Afrika.
Termasuk Indonesia, klasifikasi status gizi anak didasarkan pada 50 percentile
dari 100% standar Harvard.
Dibawah ini akan diuraikan 4 macam cara pengukuran yang sering dipergunakan
di bidang gizi masyarakat serta klasifikasinya :
1. Berat
Badan Per Umur
o
Gizi
baik adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umurnya lebih dari 89%
standar Harvard.
o
Gizi
kurang adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umur berada diantara
60,1-80 % standar Harvard.
o
Gizi
buruk adalah apabila berat badan bayi / anak menurut umurnya 60% atau kurang
dari standar Harvard.
2. Tinggi
Badan Menurut Umur
Pengukuran status gizi bayi dan anak balita berdasarkan tinggi badan
menurut umur, juga menggunakan modifikasi standar Harvard dengan klasifikasinya
adalah sebagai berikut :
o
Gizi
baik yakni apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya lebih
dari 80% standar Harvard.
o
Gizi
kurang, apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya berada
diantara 70,1-80 % dari standar Harvard.
o
Gizi
buruk, apabila panjang / tinggi badan bayi / anak menurut umurnya kurang dari
70% standar Harvard.
3. Berat
Badan Menurut Tinggi
Pengukuran berat badan menurut tinggi badan itu diperoleh dengan
mengkombinasikan berat badan dan tinggi badan per umur menurut standar Harvard
juga. Klasifikasinya adalah sebagai berikut :
o
Gizi
baik, apabila berat badan bayi / anak menurut panjang / tingginya lebih dari
90% dari standar Harvard.
o
Gizi
kurang, bila berat bayi / anak menurut panjang / tingginya berada diantara
70,1-90 % dari standar Harvard.
o
Gizi
buruk apabila berat bayi / anak menurut panjang / tingginya 70% atau kurang
dari standar Harvard.
4. Lingkar
Lengan Atas (LLA) Menurut Umur
Klasifikasi pengukuran status gizi bayi / anak berdasarkan lingkar lengan
atas yang sering dipergunakan adalah mengacu kepada standar Wolanski.
Klasifikasinya sebagai berikut :
o
Gizi
baik apabila LLA bayi / anak menurut umurnya lebih dari 85% standar Wolanski.
o
Gizi
kurang apabila LLA bayi / anak menurut umurnya berada diantara 70,1-85 %
standar Wolanski.
o
Gizi buruk apabila LLA
bayi / anak menurut umurnya 70% atau kurang dari standar Wolanski.
Mencegah kekurangan gizi
Untuk mencegah terjadinya MEP sejak masa kahamilan diperlukan makanan yang
baik dan kaya akan gizi. Demikian juga bagi bayi baru lahir dan bagi ibu
menyusui. Sedangkan pada masa pertumbuhan anak, perlu diperhatikan kembali
faktor pengaturan makannya. Mungkin saja, hidangan yang disajikan tidak sesuai
denga selera anak, akibatnya bisa
terjadi penolakan dari anak yang menyebakan MEP. Disamping pengaturan makanan,
untuk mencegah terjadinya MEP, adalah dengan mencegah terjadinya infeksi
saluran cerna dengan pemberian imunisasi. Selain itu yang perlu diperhatikan
adalah kebersihan dan faktor lingkungan untuk mencegah penyakit.
Anak dengan MEP ringan perlu mendapat perhatian yang lebih serius agar
tidak berada dalam keadaan MEP berat. Anak-anak tersebut perlu dievalusi apakah
terdapat penyebab non-gizi (misal diare atau infeksi). Bila ada, maka hal
tersebut perlu ditanggulangi secara memadai, tanpa melupakan upaya peningkatan
gizinya. Pada anak yang mengalami gangguan nafsu makan, terutama dibawah usia 2
tahun dapat diberikan vitamin dan obat perangsang nafsu makan. Namun pemberian ini
harus dilakukan dengan hati-hati, dan tidak dianjurkan pada anak di bawah 1
tahun. Sedangkan anak yang sudah dalam keadaan MEP berat, harus dirawat di
rumah sakit.
B.
Penyakit kelebihan gizi
Masalah kekurangan gizi di Indonesia yang menyebabkan berat badan anak
kurang atau anak bertubuh pendek, saat ini sudah menunjukkan penurunan.
Meskipun begitu, ada masalah lain yang mengancam masa depan anak Indonesia,
yaitu anak yang mengalami kelebihan gizi. Problem kekurangan dan kelebihan gizi
inilah yang disebut dengan masalah beban gizi ganda (double burden of
nutrition) di Indonesia. Data dari Riset Kesehatan Dasar menunjukkan, pada
tahun 2007 jumlah anak yang mengalami kelebihan gizi jumlahnya 12,2 persen.
Pada tahun 2010, angka ini meningkat menjadi 14 persen. Kelebihan gizi
menimbulkan masalah anak yang kelebihan berat badan (overweight). Anak dengan
kondisi overweight kemudian akan memiliki kecenderungan menjadi obesitas.
"Kalau masalah kelebihan gizi ini terjadi sampai balita, anak akan
menjadi gemuk terus sampai dewasa, dan mempercepat terjadinya penyakit stroke,
hipertensi, dan diabetes ketika dewasa. Akan sangat sulit untuk mengatasinya
kalau hal ini terus terjadi, dan kita harus segera mengambil tindakan,"
papar Prof Dr Hardinsyah, MS, Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, dalam media
gathering bersama Nutricia di Restoran Seribu Rasa, Menteng, Jakarta, Selasa
(12/2/2013). Tiga penyakit tersebut, stroke (26,9 persen), hipertensi (11,3
persen), dan diabetes (10,2 persen), menjadi tiga penyakit tidak menular yang
paling menyebabkan kematian di Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan
perencanaan gizi sejak 1.000 hari pertama kehidupan anak, yaitu sejak
terjadinya pembuahan pada sang ibu, kehamilan, menyusui, hingga anak berusia
dua tahun.
Gizi terbaik bagi anak bisa didapatkan dari pemberian ASI. Namun apabila
karena berbagai alasan si ibu tidak dapat melanjutkan pemberian ASI, anak perlu
dicukupi kebutuhan gizinya dari sumber lain. Misalnya, makanan yang memenuhi
standar gizi seimbang. Bila sumber ini pun belum dapat dipenuhi, ibu dapat
menggantikannya dengan susu formula. Pangan hewani seperti daging sapi, daging
ayam, telur, ikan, dan susu merupakan sumber-sumber zat gizi mineral yang
penyerapannya lebih cepat dan maksimal. Dalam kenyataannya, jenis pangan ini
jarang dikonsums karena ibu bekerja umumnya begitu sibuk sehingga tak sempat
memasak. Celah ini lalu diambil produsen susu formula yang memberikan susu
dengan gizi yang sudah disesuaikan dengan standar gizi seimbang.
C.
Penyakit menular
Penyakit menular atau penyakit infeksi adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh sebuah agen biologi seperti virus, bakteri, maupun parasit,
bukan disebbakan karena faktor fisik, seperti luka bakar atau kimia seperti
keracunan.
Oleh sebab itu, mengapa penyakit ini disebut penyakit infeksi karena
penyakit ini ditularkan penderita melalui infeksi virus, bakteri maupun parasit
yang ditularkan oleh penderita, penularan penyakit ini dapat ditularkan melalui
udara, jarum suntik, transfusi darah, serta tempat makan atau minum bekas
penderita yang masih kurang bersih saat dicuci, hubungan seksual, dll. Namun
bukan berarti penyakit ini tidak bisa dihindari, pola hidup sehat dan
lingkungan dapat mennghindari dari penyakit ini. Penyakit ini adalah penyakit
yang paling menakutkan dibandingkan dengan penyakit tidak menular karena
penyakit ini masih sulit dalam pengobatannya dan dapat mengakibatkan kematian
jika tidak segera ditangani.
Ada
beberapa jenis penyakit menular, dibawah ini di contohkan 6 penyakit menular,
antara lain :
a.
Penyakit kulit
Ini adalah salah satu jenis penyakit
menular yang banyak sekali jenisnya, dan mudah menular dari satu orang ke orang
lain. Penularan yang paling sering terjadi adalah melalui kontak langsung atau
kita menggunakan barang yang juga dipakai oleh penderita, contohnya handuk,
baju. Contoh : cacar air, kudis, panu, dll.
·
Cacar air (Chicken Pox)
Penyakit ini masih sering menjadi wabah di
Indonesia, penyakit ini dapat menyerang siapa saja tidak pandang usia. Penyebab
penyakit ini adalah karena adanya virus Varisella-Zoster, virus ini hanya
terdapat pada manusia dan primata (simian) saja, struktur partikel virus
(virrion) berukuran 120 - 300 nm yang terdiri dari (glikoprotein, kapsid,
amplop (selubung) virus, dan nukleokapsid yang melindungi bagian inti berisi
DNA genom utas ganda,nukleokapsid berbentuk ikosahedral, berdiameter 100 – 110
nm dan terdiri dari 162 protein yang disebut kapsomer ), genom virus ini
berukuran 125 kb (kilo basa), dan mengandung sedikitnya 69 daerah pada gen –
gen tertentu. Virus ini akan mengalami inaktivasi pada suhu 56 – 60o C dan
menjadi tidak berbahaya aapabila bagian amplop (selubung) dari virus ini rusak.
Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui pernapasan. Virus ini menyerang
kekebalan tubuh.
b.
Parainfluenza
Penyakit virus pernafasan ini menjadi
penting karena penularannya yang sangat cepat seperti halnya penyakit menular
lewat pernapasan lainnya. Pada umumnya penyakit ini terjadi oleh infeksi virus
parainfluenza saja gejalanya hanya ringan
atau subklinis. Terdapat empat virus yang terdapat dalam keluarga
parainfluenza, yang ditandai dengan tipe 1-4 yaitu virus mempunyai genom RNA
helai-tunggal, tidak bersegmen dengan pembungkus mengandung lipid yang berasal
dari pertunasan melalui membran sel. Bagian antigenik utama adalah tonjolan –
tonjolan protein pembungkus yang menunjukkan sifat – sifat hemaglutinasi
(protein HN) dan fusi sel ( protein F).
c.
Demam Berdarah
Cara penularannya melalui virus yang
terdapat pada nyamuk Aighes Aygepti yang
menghisap darah organ.
d.
Penyakit Kelamin
Cara penularannya melalui hubungan sex
yang tidak sehat dan sering berganti pasangan. Penyakit yang timbul bukan hanya
menyerang alat kelamin saja tetapi dapat menjalar ke organ lain.
D.
Penyakit kekurang darah
Berikut adalah beberapa tanda yang menunjukkan bahwa Anda mengalami anemia,
seperti dilansir Boldsky.
1. Kelopak Mata Pucat
Sangat mudah untuk mendeteksi anemia
dengan melihat mata. Ketika Anda meregangkan kelopak mata dan memperhatikan
bagian bawah mata. Anda akan melihat bahwa bagian dalam kelopak mata berwarna
pucat.
2. Sering Kelelahan
Jika Anda merasa lelah sepanjang waktu
selama satu bulan atau lebih, bisa jadi Anda memiliki jumlah sel darah merah
yang rendah. Pasokan energi tubuh sangat bergantung pada oksidasi dan sel darah
merah Semakin rendah sel darah merah, tingkat oksidasi dalam tubuh ikut
berkurang.
3. Sering Mual
Mereka yang menderita anemia seringkali
mengalami gejala morning sickness atau mual segera setelah mereka bangun dari
tempat tidur.
4. Sakit kepala
Orang yang mengalami anemia sering
mengeluh sakit kepala secara terus-menerus. Kekurangan darah merah membuat otak
kekurangan oksigen. Hal ini sering menyebabkan sakit kepala.
5. Ujung Jari Pucat
Ketika Anda menekan ujung jari, daerah itu
akan berubah jadi merah. Tetapi, jika Anda mengalami anemia, ujung jari Anda
akan menjadi putih atau pucat.
6. Sesak napas
Jumlah darah yang rendah menurunkan
tingkat oksigen dalam tubuh. Hal ini membuat penderita anemia sering merasa
sesak napas atau sering terengah-engah ketika melakukan aktivitas sehari-hari
seperti berjalan.
7. Denyut Jantung Tidak Teratur
Palpitasi adalah istilah medis untuk
denyut jantung tidak teratur, terlalu kuat atau memiliki kecepatan abnormal.
Ketika tubuh mengalami kekurangan oksigen, denyut jantung meningkat. Hal ini
menyebabkan jantung berdebar tidak teratur dan cepat.
8. Wajah Pucat
Jika Anda mengalami anemia, wajah Anda
akan terlihat pucat. Kulit juga akan menjadi putih kekuningan.
9. Rambut rontok
Rambut rontok bisa menjadi gejala anemia.
Ketika kulit kepala tidak mendapatkan makanan yang cukup dari tubuh, Anda akan
mengalami penipisan rambut dengan cepat.
10. Menurunnya Kekebalan Tubuh
Ketika tubuh Anda memiliki energi yang
sangat sedikit, kekebalan atau kemampuan tubuh untuk melawan penyakit ikut
menurun. Anda akan mudah jatuh sakit atau kelelahan.
Ø Penyebab & Faktor Risiko
Darah terdiri dari plasma dan sel. Ada tiga jenis sel darah:
·
Sel
darah putih (leukosit). Sel darah ini berguna untuk melawan infeksi.
·
Platelets
/ keping darah. Sel darah ini membantu membekukan darah saat terluka.
·
Sel
darah putih (eritrosit). Sel darah merah ini membawa oksigen dari paru-paru
melalui aliran darah menuju otak dan organ serta jaringan lain.
Tubuh memerlukan suplai oksigen untuk berfungsi. Sel darah merah mengandung
hemoglobin yang merupakan protein yang kayak dengan zat besi yang memberikannya
warna merah. Banyak sel darah diproduksi oleh sumsum tulang belakang. Untuk
dapat memproduksi sel darah merah dan hemoglobin, tubuh anda membutuhkan zat
besi, mineral, protein dan vitamin lainnya dari makanan yang anda makan.
Ø Penyebab Anemia (Kurang Darah)
Anemia terjadi ketika tubuh memproduksi terlalu sedikit sel darah merah,
kehilangan terlalu banyak sel darah merah atau mematikan sel darah merah lebih
banyak daripada menggantinya. Beberapa jenis anemia dan penyebabnya adalah:
Ø Iron deficiency anemia
Penyebab anemia jenis ini adalah kekurangan zat besi di tubuh. Sumsum
tulang membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin. Tanpa zat besi yang
cukup, tubuh tidak akan memproduksi cukup hemoglobin untuk sel darah merah.
Ø Vitamin deficiency anemia
Sebagai tambahan dari zat besi, tubuh juga membutuhkan folat dan vitamin
B-12 untuk menghasilkan cukup sel darah merah. Asupan makanan yang rendah zat
tersebut dan nutrisi penting lain dapat menyebabkan penurunan produksi sel
darah merah. Sebagai tambahan, beberapa orang tidak dapat dengan efektif
menyerap vitamin B-12.
Ø Anemia of chronic disease
Penyakit kronis tertentu, contohnya kanker dan HIV/AIDS. Dapat mempengaruhi
produksi sel darah merah, menghasilkan anemia kronis. Gagal ginjal juga dapat
menyebabkan anemia.
Ø Aplastic anemia
Jenis ini sangat jarang terjadi dan merupakan kondisi yang mengancam jiwa.
Ini disebabkan oleh berkurangnya kemampuan sumsum tulang belakang untuk
menghasilkan ketiga jenis sel darah. Penyebabnya tidak diketahui.
Ø Anemias associated with bone marrow disease
Kondisi seperti leukemia dan myelodysplasia dapat menyebabkan anemia yang
menyebabkan produksi darah di sumsum tulang belakang berkurang.
Ø Hemolytic anemias
Ini terjadi ketika sel darah merah hancur lebih cepat dan sumsum tulang
belakang tidak mampu mengimbanginya dengan menghasilkan sel darah merah
pengganti. Penyakit tertentu seperti gangguan pada darah dapat menjadi
penyebab. Serta gangguan autoimun tubuh dapat menyebabkan tubuh menghasilkan
antibodi terhadap sel darah merah sehingga menghancurkan sel darah merah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit-penyakit kekurangan gizi yang paling rentan adalah kelompok bayi
dan anak balita. Oleh sebab itu, indikator yang paling baik untuk mengukur
status gizi masyarakat adalah melalui status gizi balita (bayi dan anak
balita). Selama ini telah banyak dihasilkan berbagai pengukuran status gizi
tersebut dan masing-masing ahli mempunyai argumentasi sendiri dalam
mengembangkan pengukuran tersebut. (Anonymous,2008)
Masalah kekurangan gizi di Indonesia yang menyebabkan berat badan anak
kurang atau anak bertubuh pendek, saat ini sudah menunjukkan penurunan.
Meskipun begitu, ada masalah lain yang mengancam masa depan anak Indonesia, yaitu
anak yang mengalami kelebihan gizi. Problem kekurangan dan kelebihan gizi
inilah yang disebut dengan masalah beban gizi ganda (double burden of
nutrition) di Indonesia. Data dari Riset Kesehatan Dasar menunjukkan, pada
tahun 2007 jumlah anak yang mengalami kelebihan gizi jumlahnya 12,2 persen.
Pada tahun 2010, angka ini meningkat menjadi 14 persen. Kelebihan gizi
menimbulkan masalah anak yang kelebihan berat badan (overweight). Anak dengan
kondisi overweight kemudian akan memiliki kecenderungan menjadi obesitas.
Penyakit menular atau penyakit infeksi adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh sebuah agen biologi seperti virus, bakteri, maupun parasit,
bukan disebbakan karena faktor fisik, seperti luka bakar atau kimia seperti
keracunan.
Berikut adalah beberapa tanda yang menunjukkan bahwa Anda mengalami anemia,
seperti dilansir Boldsky.
1. Kelopak Mata
Pucat
2. Sering Kelelahan
3. Sering Mual
4. Sakit kepala
5. Ujung Jari Pucat
6. Sesak napas
7. Denyut Jantung Tidak Teratur
8. Wajah Pucat
9. Rambut rontok
10. Menurunnya Kekebalan Tubuh
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S.
"Prinsip Dasar Ilmu Gizi". Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta : 2006.
Sediaoetama, Drs.
Ahmad Djaeni. "Ilmu Gizi". Penerbit : Dian Rakyat. Jakarta : 2006.
Moehdi, S. " Ilmu
Gizi". Penerbit : Papasinar Sinanti. Jakarta : 2002.
Kartasapoetra, Drs.G.
"Ilmu Gizi". Penerbit : Rineka Cipta. Jakarta : 2003.
http://rike-rikeriwayanti.blogspot.com/2011/06/pelayanan-kesehatan-anak.html,
di akses pada tanggal 22 maret 2012, pukul 09.17
http://rike-rikeriwayanti.blogspot.com/2011/06/pelayanan-kesehatan-anak.html,
di akses pada tanggal 22 maret 2012, pukul 09.17
Labels:
makalah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment