Popular Posts
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama adalah suatu sistem nilai yang diakui dan diyakini kebenarannya dan merupakan jalan men...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan global merupakan momok yang mengerikan bagi para pengusaha industri ...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Entomologi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari serangga. Istilah ini bera...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Kadang tumbuhan mengalami gangguan oleh b...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Judul : Kiamat Kecil Di Sempadan Pulau C. Pengarang ...
-
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rempah-rempah telah luas dikenal sebagai pemberi cita rasa atau bumbu dan disamping itu rempa...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu alamiah atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural science), merupakan pengetahu...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain d...
-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Al-Qur ’ an sebagai kitab suci rahmatan lil ‘alamin, rahmat bagi seluruh alam yang didalamn...
-
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis yang teduh di kawa...
Kode
Blogger news
Blogroll
About
Blog Archive
-
▼
2014
(36)
-
▼
August
(36)
-
▼
Aug 26
(31)
- MAKALAH IPA DAN TEKNOLOGI
- INTRAKSI SOSIAL
- INTRAKSI SPESIAL
- MAKALAH IMAN KEPADA RASUL
- MAKALAH ILMU TAJWID
- MAKALAH ILMU FILSAFAT
- MAKALAH IBADAH MADHA DAN GHOHIRU MADHA
- HUKUM KONTRAK
- MAKALAH HIDROGEN DAN MINYAK BUMI
- MAKALAH HAMA DAN PENYAKIT
- MAKALAH HAK ASASI MANUSIA (HAM)
- MAKALAH HAKIKAT MANUSIA
- MAKALAH GIZI DAN KESEHATAN
- MAKALAH FILSAFAT
- MAKALAH FASILITAS
- FAKTUR TEMPORAL
- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDIDIKAN
- MAKALAH ENTOMOLOGI LABA-LABA
- MAKALAH DOSA BESAR DAN SYIRIK
- MAKALAH DEMAM BERDARAH
- MAKALAH DAMPAK EKONOMI
- CERPEN
- BUNGA LAWANG
- MAKALAH BUMI DAN ISINYA
- MAKALAH BUMI DAN ALAM SEMESTA
- Makalah Buah Manggis
- Basket
- Bahasa dan Masyarakat
- Bahasa dan Kebudayaan
- Aspek Pemasaran
- AGAMA (MANUSIA)
-
▼
Aug 26
(31)
-
▼
August
(36)
Categories
- makalah (36)
Jadikan Hari Mu lebih Berwarna Dengan Memabaca
Powered by Blogger.
Tuesday 26 August 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam pandangan Islam, manusia didefinisikan sebagai
makhluk, mukalaf,mukaram,mukhayar, dan mujizat. Selain itu, manusia juga diciptakan untuk mengaplikasikan
beban-beban ilahilah yang mengandung maslahat dalam kehidupannya. Ia membawa
anamah ilahiah yang harus diimplementasikan dalam kehidupan nyata.
Keberadaannya di alam maya pada memiliki arti yang hakiki, yaitu menegakkan
khilafah. Keberadaannya tidaklah untuk hura-hura dan tanpa hadaf ‘tujuan’ yang
berarti. Manusia
adalah makhluk pilihan dan makhluk yang dimuliakan oleh Swt dari
makhluk-makhluk yang lainnya, yaitu dengan keistimewaan yang dimilikinya,
seperti akal yang mampu menangkap sinyal-sinyal kebenaran, merenungkannay, dan
kemudian memilihnya. Allah Swt telah menciptakan manusia dengan ahsanu taqwim,
dan telah menundukan seluruh alam baginya agar mampu memelihara dan memakmurkan
serta melestarikan kelangsungan hidup yang ada di alam ini. Dengan akal yang
dimilikinya , manusia diharapkan mampu memilah dan memilih nilai-nilai
kebenaran ,kebaikan, dan keindahan yang tertuang dalam isalah para rasul.
Dengan hatinya, ia mampu memutuskan sesuatu yang sesuai dengan iradah robbnya
dan dengan raganya, ia diharapkan pro-aktif untuk melahirkan karya-karya besar
dan tindakan-tindakan yang benar, sehingga ia tetap mempertahankan gelar
kemuliaan yang telah diberikan oleh Allah Swrt kepadanya seperti ahsanu
taqwim,ulul albab,rabbaniun dan yang lainnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Konsep
manusia ?
2.
Siapa
sebenarnya manusia itu?
3. Eksistensi
dan Martabat Manusia ?
4. Tanggung
jawab Manusia Sebagai Hamba dan Khalifah Allah Swt ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KONSEP
MANUSIA
Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan
oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi
fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Al-Quran menerangkan
bahwa manusia berasal dari tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah,
seperti Turab, Thien, Shal-shal, Sualalah.
Artinya
: “Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa
yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
berfikir”(QS.
Al-Jatsiyah: 13).
Artinya
: “Dan Dia telah menundukkan
(pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya);
dan telah menundukkan bagimu malam dan siang” (Q. S. Ibrahim: 33).
Dan ayat lainnya yang menjelaskan apa yang telah Allah
karuniakan kepada manusia berupa nikmat akal dan pemahaman serta derivat
(turunan) dari apa-apa yang telah Allah tundukkan bagi manusia itu sehingga
mereka dapat memanfaatkannya sesuai dengan keinginan mereka, dengan berbagai
cara yang mampu mereka lakukan. Kedudukan akal dalam Islam adalah merupakan
suatu kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia dibanding dengan
makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dengannya, manusia dapat membuat hal-hal yang
dapat mempermudah urusan mereka di dunia. Namun, segala yang dimiliki manusia
tentu ada keterbatasan-keterbatasan sehingga ada pagar-pagar yang tidak boleh
dilewati.
Dalam
penciptaannya manusia dibekali dengan beberapa unsur sebagai kelengkapan dalam
menunjang tugasnya. Unsur-unsur tersebut ialah :
1. Jasad
2.
Ruh
3. Nafsu
4. Akal
5. Kalbu
Di samping itu manusia juga disertai dengan sifat-sifat yang
negatif seperti :
1.
Lemah
2.
Suka berkeluh kesah
3.
Suka berbuat zalim dan
ingkar
4.
Suka membantah
5.
Suka melampaui batas
6.
Suka terburu nafsu
Hal itu semua merupakan produk dari nafsu , sedang yang
dapat mengendalikan kecenderungan negatif adalah aqal dan qolb. Tetapi jika
hanya dengan aqal dan qolb, kecenderungan tersebut belum sepenuhnya dapat
terkendali, karena subyektif. Yang dapat mengendalikan adalah wahyu, yaitu ilmu
yang obyektif dari Allah. Kemampuan seseorang untuk dapat menetralisasi
kecenderungan negatif tersebut ( karena tidak mungkin dihilangkan sama sekali )
ditentukan oleh kemauan dan kemampuan dalam menyerap dan membudayakan wahyu.
B.
EKSISTENSI
DAN MARTABAT MANUSIA
Eksistensi manusia di dunia adalah sebagai tanda kekuasaan
Allah Swt terhadap hamba-hamba-Nya, bahwa dialah yang mencipytakan,
menghidupkan dan menjaga kehidupan manusia. Dengan demikian, tujuan diciptakan
manusia dalam konteks hubungan manusia dengan Allah Swt adalah dengan mengimami
Allah Swt dan memikirkan ciptaan-Nya untuk menambah keimanan dan ketakwaan
kepada Allah Swt. Sedangkan dalam konteks hubungan manusia dengan manusia,
serta manusia dengan alam adalah untuk berbuat amal, yaitu perbuatan baik dan
tidak melakukan kejahatan terhadap sesama manusia, serta tidak merusak alam.
Terkait dengan tujuan hidup manusia dengan manusia lain dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Tujuan
Umum Adanya Manusia di Dunia
Dalam al-qur’an Q.S. Al-Anbiya ayat 107 yang artinya :
“Dan
tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk Rahmat bagi semesta alam”
Ayat ini menerangkan tujuan manusia diciptakan oleh Allah
SWT dan berada didunia ini adalah untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Arti
kata rahmat adalah karunia, kasih sayang dan belas kasih. Jadi manusia sebagai
rahmah adalah manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk menebar dan memberikan
kasih saying kepada alam semesta.
2. Tujuan
Khusus Adanya Manusia di Dunia
Tujuan khusus adanya manusia di dunia adalah sukses di dunia
dan di akhirat dengan cara melaksanakan amal shaleh yang merupakan investasi
pribadi manusia sebagai individu. Allah berfirman dalam Q.S. An-Nahl ayat 97
yang artinya : “Barang siapa mengerjakan amal shaleh baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya Allah SWT akan memberikan
kepadanya kehidupan yang baik dan akan diberi balasan kepada mereka dengan
pahala yang lebih baik dengan apa yang telah mereka kerjakan”.
3. Tujuan
Individu Dalam Keluarga
Manusia di dunia tidak hidup sendirian. Manusia merupakan
makhluk sosial yang mempunyai ifat hidup berkelompok dan saling membutuhkan
satu sama lain.. Hampir semua manusia, pada awalnya merupkan bgian dari anggota
kelompok sosial yang dinamakan keluarga. dalam Ilmu komunukasi dan sosiologi kelurga
merupakan bagian dari klasifikasi kelompak sosial dan termasuk dalam small
group atau kelompok terkecil di karnakan paling sedikit anggotanya terdiri dari
dua orang. Nanun keberadaan keluraga penting karena merupakan bentuk khusus
dalm kerangka sistem sosial secara keseluruhan. Small group seolah-olah
merupakan miniatur masyarakat yang juga memiliki pembagian kerja, kodo etik
pemerintahan, prestige, ideologi dan sebagainya. Dalam kaitannya dengan tujuan
individu daln keluarga adalah agar individu tersebut menemukan ketentraman,
kebahagian dan membentuk keluarga sakinah, mawaddah dan rahmah. Manusia
diciptakan berpasang-pasangan. Oleh sebab utu, sudah wajar manusia baik
laki-laki dan perempuan membentuk keluarga. Tujuan manusia berkelurga menurut
Q.S. Al-Ruum ayat 21 yang artinya:
"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa
tentram, dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang . Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaaum yang mau
berfikir."
Tujuan hidup berkeluarga dari setiap manusia adalh supaya
tentram. Untuk menjadi keluarga yang tentram, Allah SWT memberikan rasa kasih
sayang. Oleh sebab itu, dalam kelurga harus dibangun rasa kasih sayang satu
sama lain.
4. Tujuan
Individu Dalam Masyarakat
Setelah hidup berkeluarga, maka manusia mempunyai kebutuhan
untuk bermasyarakat. Tujuan hidup bermasyarakat adalah keberkahan dalam hidup
yang melimpah. Kecukupan kebutuhan hidup ini menyangkut kebutuhan fisik seperti
perumahan, makan, pakaian, kebutuhan sosial (bertetangga), kebutuhan rasa aman,
dan kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat mudah
diperoleh apabila masyarakat beriman dan bertakwa. Apabila masyarakat tidak
beriman dan bertakwa, maka Allah akan memberikan siksa dan jauh dari
keberkahan. Oleh sebab itu, apabila dalam suatu masyarakat ingin hidup damai
dan serba kecukupan, maka kita harus mengajak setiap anggota masyarakat untuk
memelihara iman dan takwa. Allah berfirman :
“Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (QS Al-Araaf :
96)
Pada
dasarnya manusia memiliki dua hasrat atau keinginan pokok, yaitu:
a. Keinginan
untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya yaitu masyarakat
b. Keinginan
untuk menjadi satu dengan suasan alam di sekelilingnya
Istilah masyarakat dalam Ilmu sosiologi adalah kumpulan
individu yang bertempat tinggal di suatu wilayah dengan batas-batastertntu,
dimana factor utama yang menjadi
dasarnya adalh interaksi yang lebih besar diantara anggot-anggotanya.
5. Tujuan
Individu Dalam Bernegara
Sebagai makhluk hidup yang selalu ingin berkembang menemukan
jati diri sebagai pribadi yang utuh, maka manusia harus hidup
bermasyarakat/bersentuhan dengan dunia sosial. Lebih dari itu manusia sebagai
individu dari masyarakat memiliki jangkauan yang lebih luas lagi yakni dalam
kehidupan bernegara. Maka, tujuan individu dalam bernegara adalah menjadi
warganegara yang baik di dalam lingkungan negara yang baik yaitu negara yang
aman, nyaman serta makmur.
6. Tujuan
Individu Dalam Pergaulan Internasional
Setelah kehidupan bernegara, tidak dapat terlepas dari
kehidupan internasional / dunia luar. Dengan era globalisasi kita sebagai
makhluk hidup yang ingin tetap eksis, maka kita harus bersaing dengan ketat
untuk menemukan jati diri serta pengembangan kepribadian. Jadi tujuan individu
dalam pergaulan internasional adalah menjadi individu yang saling membantu
dalam kebaikan dan individu yang dapat membedakan mana yang baik dan buruk
dalam dunia globalisasi agar tidak kalah dan tersesat dalam percaturan dunia.
Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba dan Khalifah Allah Swt.
Didalam Al-Qur`an proses penciptaan manusia memang tidak
dijelaskan secara rinci, akan tetapi hakikat diciptakannya manusia menurut
islam yakni sebagai mahluk yang diperintahkan untuk menjaga dan mengelola bumi.
Antara anugerah utama Allah kepada manusia ialah pemilihan manusia untuk
menjadi khalifah atau wakil-Nya di bumi. Dengan demikian manusia berkewajiban
menegakkan kebenaran, kebaikan, mewujudkan kedamaian, menghapuskan kemungkaran
serta penyelewengan dan penyimpangan dari jalan Allah. Dikalangan makhluk
ciptaan Allah, manusia telah dipilih oleh Allah melaksanakan tanggung jawab
tersebut. Ini sudah tentu karena manusia merupakan makhluk yang paling
istimewa. Hal ini tentu harus kita kaitkan dengan konsekuensi terhadap manusia
yang diberikan suatu kesempurnaan berupa akal dan pikiran yang tidak pernah di
miliki oleh mahluk-mahluk hidup yang lainnya sehingga dapat memahami ilmu yang
diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia
mampu berbudaya. Manusia sebagai mahluk yang telah diberikan kesempurnaan
haruslah mampu menempatkan dirinya sesuai dengan hakikat diciptakannya yakni
sebagai penjaga atau pengelola bumi yang dalam hal ini disebut dengan khalifah.
Allah SWT berfirman bahwa fungsi dan peran manusia adalah sebagai khalifah atau
pemimpin di muka bumi. Allah berfirman :
(Q.S.
Al-Baqarah : 30)
وَإِذْ
قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ
فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ
وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لا تَعْلَمُونَ (٣٠)
30.
ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata: “Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Dalam kamus Bahasa Indonesia, khalifah berarti
pimpinan umat. Menjadi pemimpin adalah fitrah setiap manusia. Namun karena satu
dan lain hal, fitrah ini tersembunyi, tercemar bahkan mungkin telah lama
hilang. Akibatnya, banyak orang yang merasa dirinya bukan pemimpin. Mereka
telah lama menyerahkan kendali hidupnya pada orang lain dan lingkungan
sekitarnya. Mereka perlu “dibangunkan” dan disadarkan akan besarnya potensi
yang mereka miliki.
Kepemimpinan
adalah suatu amanah yang diberikan Allah yang suatu ketika nanti harus kita
pertanggungjawabkan. Karena itu siapa pun anda, di mana pun anda berada, anda
adalah seorang pemimpin, minimal memimpin diri sendiri. Kepemimpinan adalah
mengenai diri sendiri. Kepemimpinan adalah perilaku kita sehari-hari.
Kepemimpinan berkaitan dengan hal-hal sederhana seperti berbakti kepada orang
tua, tidak berbohong, mengunjungi kawan yang sakit, bersilahturahmi dengan
tetangga, mendengar keluh kesah sahabat, dan sebagainya.
Kata
khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang
berarti meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau
penerus ajaran Allah.
Menurut
Al-Qur’an Tuhan berfirman :
Adz-Dzaariyaat
(51 ayat 56) :
“dan
tidak aku jadikan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah
kepada-Ku.”
Di
dalam Surat An-Nisa ayat 58-59 tersebut dijelaskan kriteria pemerintahan
(kepemimpinan) yang baik, yaitu :
a. Pemerintah yang pemimpinnya menyampaikan
amanat kepada yang berhak dan berlaku adil.
b. Musyawarah pada setiap persoalan dan apabila
terjadi perselisihan maka hendaklah kembali kepada sumber hukum Islam.
c. Pemerintahan yang memiliki sifat kooperatif
antara rakyat dan pemerintah, rakyat harus patuh dan taat pada peraturan yang
dibuat oleh pemerintah dalam hal ini baik dan benar dan pemerintah harus
benar-benar menjalankan pemerintahan untuk kepentingan rakyat.
Setiap orang sebenarnya pemimpin. Setiap
orang dapt mengatur dirinya sendiri. Sayangnya, banyak yang tidak sadar akan
kemampuannya tersebut. Maka untuk menjadi sadar ada tiga hal yang perlu
dilakukan agar kita semua sadar akan kemampuan kita sebagai pemimpin, yaitu :
a. Memahami diri sendiri (Self
Understanding)
Proses ini kita harus memahami
dan mengenal diri kita. Untuk menjadi pemimpin kita harus sadar siapakah kita
sebenarnya. Nabi Muhammad SAW bersabda :
"Siapa yang mengenal dirinya
maka akan mengenal Tuhannya"
Tanpa mengenali diri kita dengan benar
,maka sulit untuk menemukan makna kehidupan hidup adalah sebuah perjalanan melingkar,
kita harus tahu siapa kita dan bagaimana kita seharusnya?
b. Kesadaran diri (Self Awareness)
Kesadran diri berarti sadar
akan perasaan kita . Untuk menjadi pemompim kita harus melek emosi dan kita
harus mampu mengenali dan mengindentifikasi-kan perasaan apapun yang sedang
kita rasakan.
c. Pengendaalian diri (self
Control)
Pengendalian diri berarti
sadar sepenuhnya akan apa yang akak kita lakukan Ini adalh hasil dari
kecerdasan emosi yang tinggi. Pengendalian diri baru dapat terlihat ketika
situsi yang sulit dan melibatkan emosi, sebagai pemimpin kita harus bisa
mengendalikannya. Pemimpin yang mampu mengendalikan diri tidak akan tergoda
untuk melakukan dan memgambil sesuatu
yang bukan haknya. Pengendalian duru juga ditunjukkan oleh keberanian seseorang
untuk membuat komotmen dan melaksanakan komitmen tersebut.
Allah
Swt dengan kehendak dan kebijaksanaan-Nya telah menciptakan makhluk-mkhluk yang
di tempatkan di alam pencipta-Nya. Manusia di antara makhluk Allah Swt dan
menjadi hamba Allah Swt. Sebagai hamba Allah yang tanggung jawab adalah amat
luas di dalam kehidupannya, meliputi semua keadaan dan tugas yang di tentukan
kepada-Nya.
Tanggung
jawab manusia secara umum digambarkan oleh Rasulullah Saw di dalam hadis
berikut :
Dari
Ibnu Umar RA : “Saya Mendengar Rasulullah Saw bersabda yang bermaksud: “Semua
orang dari engkau sekalian adalah pengembala dan dipertanggung jawabkan
terhadap apa yang di gembalanya. Seorang lelaki adalah pengembala dalam
keluarganya dan akan di Tanya tentang pengembalanya. Seorang isteri adalah
pengembala di rumah suamina dan akan ditanya tentang pengembalanya. Seorang
khadam juga pengembalanya dalam harta tuannya dan akan di Tanya tentang
pengembalanya. Maka semua dari kamu sekalian adalah pengembala dan akan di
Tanya tentang pengembalanya.”
Allah menciptakan manusia ada
tujuan-tujuannya yang tertentu. Manusia di ciptakan untuk di kembalikan semula
kepada Allah dan setiap manusia akan di Tanya atas setiap usaha dan amal yang
di lakukan selama hidup di dunia. Apabila pengakuan terhadap kenyataan dan
hakikat wujudnya hari pembalasan telah di buat maka tugas yan diwajibkan ke
atas dirinya perlu dilaksanakan.
Keunggulan
dan potensi manusia
Potensi diri adalah
kekuatan dari individu yang masih terpendam di dalam, yang dapat di wujudkan
menjadi suatu kekuatan nyata dalam kehidupan manusia. Apabila pengrtian potensi
diri dikaitkan dengan penciptaan manusias oleh Allah SWT, maka potensi diri manusia
adalah: kekutan manusia yang di berikan oleh Alah SWT sejak dalm kandungan
ibunya sampai akhir hayatnya yang masih terpendam dalam dirinya , menunggu
untuk diwujudkan menjadi sesuatu yang bermanfaat dalam kehidupan diri manusia
di dunia dan di akhirat sesuai dengan tujuan diciptakannya manusia oleh Allah
SWT untuk mengabdi kepadanya.
Potensi diri manusia terdiri dari
potensi fisik yaitu tubuh manusia
sebagai sebuah sistem yang paling sempurna bila dibandingkan dengan makhlik
Allah lainnya seperti: binatang, jin, malaikat. Sedangkan potensi non fisik
adalah hati, ruh, indera dan akal pikiran. Potensi apapun yang dimiliki manusia
masing-masing memiliki fungsi dan perannya, oleh karenanya harus dimanfaatkan
dngan sebaik-baiknya agar dapat berguna bagi diri dan lingkungannya.
Secara umum manisia yang
dilahirkan normal kedunia ini telah dilengkapi dengan otak. Para ahli Psikologi
sepakat bahwa otak manusia adalah sumber kekuatan yang luar biasa. Tugas otak
selain mengendalikan aktifitas fisik bagian bagian didalam tubuh seperti ;
paru-paru , jantung dan sebagainya. Juga berfungsi sebagai untuk menghafal.
Kegiatan-kegiatan yang memerlukan logika seperti : berhitung, menganalisa,
bahasa. Aktivitas imajinasi, intuisi kreativitas, inovasi dan sebagainya. Tugas
otak melahirkan kegiatan berfikir yang pada gilirannya dapat menghasilkan karya
nyata. Jadi otak adalah sumber kekuatan manusia untuk menghasilkan karya
melalui proses berfikir.
Bagaimana
merealisasikan harapan-harapan agar menjadi kenyataan. Ada beberapa proses
sebagai berikut:
a. Gunakan potensi yang kita miliki, yaitu
kita mengerahkan kemampuan-kemampuan yang bisa diandalkan dan memang kita
memilikinya dan menguasainya.
b. Persaan takut gagal. Perasaan itu pasti
ada, namun kita harus yakin pada diri kita sendiri bahwa kita mampu untuk
melakukannya, perasaan tersebut harus kita buang jauh-jauh dan kita yakin
prosentase keberhasilan kita adalah 50:50. walaupun gagal . tetapi pada
dasarnya kita tidak rugi karena kita telah melakukan dan mencoba yang terbaik
daripada todak sama sekali.
c. Melawan kemungkinan-kemungkinan. Hindri
diri kita dari fikiran-fikiran negative
dan cobalah selalu positif thinking dalam menghadapi Sesutu karena itu
adalah salah satu motivasi buat kita sendiri.
d. Sikap hidup biasa-biasa saja. Sikap ini
bukianlh sikap yang baik, kalu kita hanya mengandalkan dan pasrah dengan
kehidupan apa adanya, kita harus bersaing dan menjadi yang lebuh baik dari yang
terbaik.
e. Kurang antusias. Kalau kita tidak
memiliki antusias dan obsesi dalam hidup bagaimana kita kita bisa maju dan
berkembang mebgembangkan sayap kehidupan dan merealisasikan
keinginan-keinginan.
f. Menolak perubahan.Perubahan harus
selallu dillakukan kalau kita ingin menjadi yang lebih baik.. Karena Allah SWT
berfirman : “Sesungguhnya aku tidak akan merubah suaru kaum sebelum mereka
merubah keadaan mereka sendiri .”
BAB
III
Kesimpulan
Manusia
diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah,
dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki
berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang
telah diberikan Allah Swt.
Eksistensi
manusia di dunia adalah sebagai tanda kekuasaan Allah Swt terhadap
hamba-hamba-Nya, bahwa dialah yang mencipytakan, menghidupkan dan menjaga
kehidupan manusia. Dengan demikian, tujuan diciptakan manusia dalam konteks
hubungan manusia dengan Allah Swt adalah dengan mengimami Allah Swt dan
memikirkan ciptaan-Nya untuk menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.
Sedangkan dalam konteks hubungan manusia dengan manusia, serta manusia dengan
alam adalah untuk berbuat amal, yaitu perbuatan baik dan tidak melakukan
kejahatan terhadap sesama manusia, serta tidak merusak alam.
Manusia
dipercaya Allah untuk menjadi khalifah dimuka bumi ini.Allah.Dia pernah memberi
amanat kepada bumi tapi bumi tak sanggup untuk memikulnya,begitu juga dengan
gunung.Dan akhirnya manusialah yang dipercaya unutuk mengemban amanat itu.
Sebagai
wakil Allah di bumi ini,manusia salah satu tugas manusia adalah untuk mennjaga
keseimbangan kehidupan di bumi ini.Serta menjalin hubungan dengan Allah,dengan
sesama manusia,dan dengan lingkungan kehidupannya.
Kepemimpinan adalah suatu amanah yang
diberikan Allah yang suatu ketika nanti harus kita pertanggungjawabkan.
Labels:
makalah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment